~my endorsment about Balada Si Roy~
~Terlibat Roy~
cukup tanah merah~dan kendi berisi air saja~itulah rumahku~peristirahatan abadi
Kisah Balada Si Roy yang selalu diawali oleh puisi,kurang lebih banyak mempengaruhi alur hidup saya sekarang...
Saya menikmati BSR sejak duduk di tahun pertama SMP di mana pada saat itu saya mencari figur seorang abang yang saya impikan (saya terlahir sebagai anak tunggal-kedua orang tua bekerja).dan saya menemukan figur abang dalam diri seorang Roy Boy Harris.Yang saya anggap dia akan mampu menjawab semua pertanyaan yang muncul di benak seorang remaja berusia belasan tahun.
Ketika membaca BSR,saya seakan ikut terlibat dalam semua perjalanan hidup dia.Merasakan pedihnya ditinggal Joe-anjing warisan papahnya,ikut menangis ketika kaki Toni diamputasi,merasakan basahnya disiram air ledeng oleh Rani dan juga ikut merasakan mabuknya Ban Lasi di India dan kemeriahan Holy Festival... Apalagi ketika ibunda tercinta meninggalkannya untuk selamanya,tak terasa ada sedikit air di pelupuk mata saya. Airmata yang menangisi dua hal,pedihnya ditinggal orang tua dan suatu kenyataan bahwa kisah BSR ini harus berakhir sampai buku ke-10.
Sampai sekarang,ketika sedang travelling,saya sering membayangkan kira-kira apa yang dilakukan Roy di suatu tempat atau arah mata angin mana yang akan ditujunya. Satu yang masih teringat adalah kata-katanya "orang baik ada di mana-mana" yang membuat saya merasa aman untuk melangkah ke mana hati ini memerintah.
Saya juga sangat menikmati keindahan kata-kata yang dirangkai di setiap awal kisah BSR,terutama tulisan Heri H Harris (ehm...),Mas Toto ST Radik (saya sampai nyari buku kumpulan puisinya nih...).
~terima kasih banyak buat Mas Gola Gong yang sudah memuat tulisan saya diatas dalam buku Balada Si Roy yang dicetak ulang tahun 2004 oleh Beranda Hikmah~

0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home